perjalanan.id – Di Sulawesi Selatan, tepatnya di komunitas agraris suku Bugis, terdapat sebuah ritual budaya yang masih terus dilestarikan hingga kini, yaitu Mappalili. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Padi serta permohonan keselamatan sebelum memasuki musim tanam. Dalam praktiknya, Mappalili menjadi bagian penting dari siklus pertanian dan kehidupan sosial masyarakat Bugis.
Upacara Mappalili dipimpin oleh seorang Bissu, yaitu pendeta adat Bugis yang dipercaya sebagai penghubung antara manusia dan dunia spiritual. Dalam ritual ini, berbagai sesajen seperti ayam putih, sirih, dan beras disiapkan untuk mempersembahkan doa kepada alam. Kemudian, Bissu akan membacakan mantra-mantra kuno dalam bahasa Bugis klasik yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi.
Yang unik, dalam Mappalili, masyarakat bersama-sama turun ke sawah dan berjalan kaki sambil membawa perlengkapan pertanian tradisional. Aksi ini melambangkan kesiapan dan tekad untuk memulai masa tanam dengan hati yang bersih dan niat yang kuat. Tak jarang, anak-anak hingga orang tua ikut serta, menjadikan acara ini sebagai bentuk kebersamaan lintas usia.
Melalui ritual ini, nilai-nilai budaya, spiritualitas, dan kearifan lokal tersampaikan secara alami. Bukan sekadar seremoni, Mappalili mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam yang telah dijaga selama berabad-abad. Bagi wisatawan yang tertarik pada wisata budaya autentik, menyaksikan Mappalili secara langsung adalah pengalaman mendalam yang sulit dilupakan.