Pesona Pulau Jeju, Surga Wisata Korea Selatan

perjalanan.id – Pulau Jeju, sering disebut sebagai “Hawaii-nya Korea Selatan,” adalah destinasi wisata unggulan yang terletak di Selat Korea, sebelah selatan Semenanjung Korea. Dengan luas sekitar 1.833 km², pulau vulkanik ini menawarkan keindahan alam yang memukau, budaya unik, dan kuliner khas yang menggugah selera. Sebagai provinsi otonomi khusus Korea Selatan, Jeju telah menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun internasional, termasuk dari Indonesia, yang dapat menikmati kebebasan visa untuk kunjungan singkat ke pulau ini. Artikel ini akan membahas pesona Pulau Jeju, mulai dari keindahan alam, warisan budaya, hingga tips perjalanan.

Keindahan Alam Pulau Jeju

Pulau Jeju terbentuk sekitar 2 juta tahun lalu akibat aktivitas vulkanik, menghasilkan lanskap yang dramatis dan beragam. Salah satu ikon utamanya adalah Gunung Halla (Hallasan), gunung berapi tertinggi di Korea Selatan dengan ketinggian 1.947 meter. Gunung ini, yang dikelilingi oleh Taman Nasional Hallasan, menawarkan jalur pendakian dengan pemandangan danau kawah yang menakjubkan. Musim semi dan gugur adalah waktu terbaik untuk mendaki, dengan suhu sejuk antara 15-25°C dan pemandangan bunga canola atau dedaunan musim gugur yang memukau.

Selain Gunung Halla, Jeju memiliki Seongsan Ilchulbong (Sunrise Peak), sebuah kawah vulkanik di ujung timur pulau yang terkenal dengan panorama matahari terbitnya. Kawah ini, dengan luas 99.000 m² dan ketinggian 182 meter, dikelilingi oleh hamparan bunga canola yang menciptakan pemandangan spektakuler. Gua Manjanggul, bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO Jeju Volcanic Island and Lava Tubes, adalah gua lava terpanjang di dunia dengan stalaktit dan stalakmit yang menakjubkan. Wisatawan juga dapat menikmati Tebing Jusangjeolli di Pantai Jungmun, yang menampilkan formasi kolom basal vulkanik yang unik, serta Air Terjun Cheonjeyeon dan Jeongbang, yang terkenal karena keindahan dan mitos lokalnya.

Pantai-pantai Jeju, seperti Pantai Hyeopjae dengan pasir putihnya dan Pantai Hamdeok dengan air jernih, menawarkan tempat ideal untuk bersantai. Hutan Gotjawal, yang mencakup 12% pulau, adalah ekosistem unik dengan vegetasi subtropis yang jarang ditemukan di tempat lain. Keanekaragaman flora dan fauna Jeju, dengan lebih dari 1.700 jenis tanaman, membuat pulau ini dijuluki “Pulau Botani.”

Warisan Budaya yang Kaya

Jeju memiliki budaya yang berbeda dari daratan Korea, salah satunya adalah tradisi Haenyeo, para penyelam wanita yang mengumpulkan hasil laut seperti abalon dan kerang tanpa alat bantu pernapasan. Tradisi ini, yang telah berlangsung selama berabad-abad, menjadi simbol ketangguhan wanita Jeju dan diabadikan dalam Museum Haenyeo. Haenyeo juga muncul dalam drama Korea seperti Our Blues, menarik perhatian wisatawan untuk menyaksikan atraksi ini secara langsung.

Dolharubang, atau “batu kakek,” adalah patung batu khas Jeju yang dipercaya sebagai pelindung. Patung-patung ini, yang awalnya dibuat untuk menangkal roh jahat, kini menjadi simbol budaya pulau dan sering ditemukan di ladang atau tempat wisata. Seongeup Folk Village menawarkan pengalaman menyelami kehidupan tradisional Jeju, dengan rumah beratap jerami dan aktivitas budaya seperti pembuatan kerajinan tangan.

Jeju juga memiliki sejarah yang kaya, pernah menjadi kerajaan independen bernama Tamra pada abad ke-3 Masehi, yang menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di Asia. Namun, pulau ini juga memiliki sisi kelam, seperti Pemberontakan Jeju 1948, di mana ribuan warga dibantai karena dianggap pemberontak. Peristiwa ini meninggalkan luka sejarah, tetapi juga membentuk identitas masyarakat Jeju yang tangguh, sebagaimana tercermin dalam ungkapan lokal: “Kebahagiaan itu kecil seperti butir pasir, sementara kesedihan itu sebesar batu karang.”

Kuliner Khas Jeju

Kuliner Jeju mencerminkan karakter pulau sebagai daerah penghasil hasil laut. Babi hitam Jeju, yang disajikan dengan mel-jeot (ikan teri asin), adalah hidangan ikonik yang dapat ditemukan di hampir setiap restoran di pulau. Galchi (ikan layur) dapat dinikmati mentah, direbus, atau dipanggang, dengan cita rasa gurih yang khas. Jeonbokjuk, bubur abalon dengan topping rumput laut dan biji wijen, adalah hidangan bergizi yang dulunya disajikan untuk keluarga kerajaan. Obunjagi, sejenis moluska, sering diolah menjadi sup seafood yang kaya akan kalsium dan vitamin B. Selain itu, hallabong, jeruk khas Jeju, menjadi camilan segar yang populer.

Tips Perjalanan ke Pulau Jeju

  1. Waktu Terbaik untuk Berkunjung: Musim semi (April-Mei) dan musim gugur (September-Oktober) menawarkan cuaca sejuk dan pemandangan indah. Musim dingin bisa dingin, tetapi cocok untuk atraksi dalam ruangan seperti Jeju Love Land atau Teddy Bear Museum.

  2. Transportasi: Penerbangan dari Seoul ke Bandara Jeju memakan waktu sekitar 1 jam 10 menit. Alternatifnya, feri dari Mokpo (4-5,5 jam) menawarkan perjalanan yang lebih santai. Di pulau, menyewa mobil atau skuter disarankan untuk fleksibilitas, meskipun bus lokal seperti City Bus atau Tourist Shuttle Bus juga tersedia dengan biaya terjangkau.

  3. Akomodasi: Pilihan penginapan bervariasi, dari resor mewah di Pantai Jungmun hingga hanok tradisional untuk pengalaman lokal. Hotel bintang 3-5, seperti yang tercantum di Tripadvisor, menawarkan fasilitas seperti kolam renang dan WiFi gratis.

  4. Bebas Visa: Wisatawan Indonesia dapat memasuki Jeju tanpa visa, tetapi hanya berlaku untuk kunjungan di pulau ini. Pastikan paspor berlaku minimal enam bulan.

  5. Bahasa: Meskipun bahasa Inggris cukup digunakan di tempat wisata, mempelajari frasa Korea sederhana seperti “Annyeonghaseyo” (halo) akan memudahkan interaksi.

  6. Asuransi Perjalanan: Untuk keamanan, pertimbangkan asuransi perjalanan seperti Oona Insurance, yang menawarkan perlindungan untuk pembatalan perjalanan atau keadaan darurat medis.

Mengapa Jeju Begitu Populer?

Jeju memadukan keindahan alam, warisan budaya, dan kemudahan akses, menjadikannya destinasi ideal untuk liburan santai, petualangan, atau bahkan bulan madu. Julukannya sebagai Samdado—pulau dengan kelimpahan bebatuan, wanita, dan angin—mencerminkan karakter uniknya. Ditambah lagi, statusnya sebagai situs Triple Crown UNESCO (Cagar Biosfer 2002, Warisan Alam Dunia 2007, dan Global Geoparks Network 2010) menegaskan nilai ekologis dan geologisnya. Popularitas Jeju juga didorong oleh kemunculannya di drama Korea seperti Jewel in the Palace dan Our Blues, yang menarik penggemar K-Drama dari seluruh dunia.

Namun, Jeju juga menghadapi tantangan, seperti kematian lumba-lumba hidung botol yang meningkat pada 2024, menyoroti pentingnya pelestarian lingkungan. Rencana pemerintah setempat untuk mengenakan biaya pariwisata bertujuan mendukung keberlanjutan pulau ini.

Pulau Jeju adalah destinasi yang menawarkan sesuatu untuk semua orang: petualangan alam, pengalaman budaya, dan kenikmatan kuliner. Dengan perencanaan yang tepat, liburan ke Jeju akan menjadi pengalaman tak terlupakan. Mulailah merencanakan perjalanan Anda ke “Pulau Dewa” ini dan nikmati pesona yang telah memikat jutaan wisatawan dari seluruh dunia.

Exit mobile version