perjalanan.id – Jaha adalah makanan khas masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara, yang kini semakin sulit ditemukan di luar wilayah asalnya. Makanan ini terbuat dari campuran beras ketan dan santan, yang kemudian dibumbui dengan daun pandan, daun salam, dan sedikit garam. Yang membuatnya unik adalah cara memasaknya: adonan jaha dimasukkan ke dalam bambu, lalu dibakar di atas bara api hingga matang.
Proses pembuatannya mirip dengan lemang dari Sumatera, namun jaha memiliki cita rasa yang lebih gurih dan aroma rempah yang khas. Biasanya, jaha disajikan saat upacara adat, pernikahan, atau perayaan Natal oleh masyarakat Minahasa. Makanan ini menjadi simbol kebersamaan karena proses memasaknya dilakukan secara berkelompok.
Sayangnya, keberadaan jaha mulai terpinggirkan oleh makanan instan dan modern. Di banyak daerah perkotaan di Sulawesi Utara sendiri, hanya sedikit penjual yang masih membuat jaha secara tradisional. Generasi muda pun banyak yang tidak mengetahui cara pembuatannya karena kurangnya pewarisan budaya kuliner.
Padahal, selain lezat dan mengenyangkan, jaha juga sehat karena dimasak tanpa minyak dan tanpa pengawet. Kandungan serat dari beras ketan dan lemak baik dari santan menjadikan makanan ini pilihan yang seimbang bila dikonsumsi sewajarnya.
Pelestarian makanan tradisional seperti jaha sangat penting, bukan hanya sebagai warisan kuliner, tetapi juga bagian dari identitas budaya lokal. Pemerintah daerah dan komunitas pecinta kuliner diharapkan bisa mendorong lebih banyak festival makanan daerah agar jaha dan makanan langka lainnya tidak hilang ditelan zaman.