Close

Gulo Puan Warisan Manis dari Kesultanan Palembang yang Mulai Langka

Gulo Puan Warisan Manis dari Kesultanan Palembang yang Mulai Langka
  • PublishedApril 24, 2025

perjalanan.id – Indonesia dikenal dengan kekayaan kuliner yang beragam, namun beberapa di antaranya mulai terlupakan. Salah satunya adalah Gulo Puan, makanan khas Palembang yang dulunya menjadi hidangan istimewa bagi bangsawan Kesultanan Palembang.

Apa Itu Gulo Puan?

Gulo Puan adalah makanan manis yang terbuat dari campuran susu kerbau dan gula merah. Proses pembuatannya memerlukan kesabaran dan keahlian khusus, di mana susu kerbau dimasak perlahan bersama gula merah hingga mengental dan berubah warna menjadi cokelat keemasan.

Sejarah dan Nilai Budaya

Dahulu, Gulo Puan disajikan dalam acara-acara penting dan menjadi simbol kemewahan di lingkungan kerajaan. Hidangan ini mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi kuliner Palembang yang kental dengan pengaruh Melayu dan Islam.

Tantangan Pelestarian

Sayangnya, Gulo Puan kini mulai langka. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

  • Ketersediaan Susu Kerbau: Susu kerbau sebagai bahan utama sulit didapatkan karena populasi kerbau yang menurun.

  • Proses Pembuatan yang Rumit: Membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga generasi muda kurang tertarik untuk mempelajarinya.

  • Kurangnya Dokumentasi Resep: Resep tradisional sering kali tidak terdokumentasi dengan baik, membuatnya sulit untuk direplikasi.

Upaya Pelestarian

Beberapa komunitas dan pecinta kuliner tradisional berusaha melestarikan Gulo Puan dengan:

  • Mengadakan Workshop Kuliner: Mengajarkan cara pembuatan Gulo Puan kepada generasi muda.

  • Mendokumentasikan Resep: Membuat catatan tertulis dan video tutorial agar resep tidak hilang.

  • Mengintegrasikan ke dalam Menu Restoran: Beberapa restoran mencoba memperkenalkan kembali Gulo Puan kepada masyarakat luas.

Gulo Puan bukan sekadar makanan manis, tetapi juga bagian dari identitas budaya Palembang. Melestarikannya berarti menjaga warisan leluhur yang kaya akan nilai dan sejarah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *