Le Petit Nice, Permen Mediterania di Marseille

perjalanan.id – Le Petit Nice adalah hotel bintang lima sekaligus restoran ternama di Marseille, Prancis, yang terletak di Corniche Kennedy, tepat di tepi Laut Mediterania. Didirikan pada tahun 1917 oleh Germain Passédat, tempat ini awalnya bernama Villa Corinthe sebelum diubah namanya untuk menarik wisatawan Inggris yang gemar berkunjung ke kawasan ini pada masa itu. Kini, di bawah kepemimpinan chef Gérald Passédat, Le Petit Nice telah menjadi salah satu destinasi kuliner dan penginapan paling prestisius di Prancis, dengan restoran yang menyandang tiga bintang Michelin sejak tahun 2008.
Sejarah dan Warisan Keluarga Passédat
Kisah Le Petit Nice adalah kisah keluarga Passédat yang penuh passion terhadap seni dan kuliner. Germain Passédat, seorang pâtissier, membeli Villa Corinthe pada 1917 dan mengubahnya menjadi restoran. Bersama istrinya, Lucie, seorang penyanyi opera, mereka menambahkan kamar-kamar untuk menjadikannya penginapan. Putra mereka, Jean-Paul Passédat, mengambil alih pada 1954, membawa restoran ini meraih bintang Michelin pertama pada 1979 dan bintang kedua pada 1981. Gérald Passédat, generasi ketiga, kemudian mengukuhkan Le Petit Nice sebagai ikon kuliner dengan meraih bintang Michelin ketiga pada 2008, menjadikannya satu-satunya restoran tiga bintang di Bouches-du-Rhône.
Gérald, yang lahir dan besar di Marseille, menggambarkan Le Petit Nice sebagai “auberge marine” (penginapan bahari) yang mencerminkan hubungan eratnya dengan Laut Mediterania. Lokasinya yang menghadap Anse de Maldormé, dengan pemandangan Pulau Frioul dan Château d’If, memberikan inspirasi tak尽 bagi masakannya.
Kuliner Mediterania yang Mendunia
Restoran Le Petit Nice adalah panggung bagi keajaiban kuliner Gérald Passédat, yang berfokus pada kekayaan Laut Mediterania. Dengan lebih dari 65 jenis ikan yang diolah—seperti galinette, capon, girelle, denti, hingga murène—masakan Passédat menonjol karena kesegaran bahan, teknik memasak yang presisi, dan penghormatan terhadap ekosistem laut. Ikan-ikan ini ditangkap oleh nelayan lokal menggunakan teknik ramah lingkungan, seperti longline, dan diantar langsung ke restoran dalam kondisi ultra-segar tanpa es.
Hidangan khasnya, “Ma Bouille Abaisse”, adalah interpretasi modern dari bouillabaisse tradisional Marseille. Hidangan ini disajikan dalam beberapa tahap: dimulai dengan ikan mentah dalam kaldu bening, dilanjutkan dengan ikan lain dalam kaldu safron yang lebih kaya, dan diakhiri dengan ikan utuh yang disajikan dengan sup batu yang kuat. Proses ini mencerminkan perjalanan rasa dari permukaan laut hingga kedalamannya, memberikan pengalaman kuliner yang kompleks namun mudah dinikmati.
Selain hidangan utama, restoran ini juga menawarkan amuse-bouche kreatif, seperti kacang putih dan kentang dalam kaldu bacon dan bonito, serta petit four inovatif seperti keripik lobster dengan kakao. Namun, beberapa pengunjung mencatat bahwa pelayanan kadang terasa terburu-buru dan beberapa elemen, seperti penyajian minyak zaitun tanpa penjelasan, kurang memuaskan untuk standar tiga bintang.
Pengalaman Menginap yang Mewah
Sebagai satu-satunya anggota Relais & Châteaux di Marseille, Le Petit Nice menawarkan pengalaman menginap yang intim dan eksklusif. Hotel ini memiliki 16 kamar, termasuk dua suite, yang dirancang ulang pada 2017 oleh arsitek terkenal Rudy Ricciotti, yang juga merancang museum MUCEM. Dengan dekorasi minimalis, material berkualitas tinggi, dan sentuhan seni dari pelukis Gérard Traquandi, setiap kamar menghadap langsung ke Mediterania, menciptakan suasana yang menyatu dengan alam.
Teras hotel yang menghadap selatan menawarkan pemandangan dramatis ke arah calanques Marseille, menjadikannya tempat ideal untuk bersantai. Tingkat hunian hotel mencapai 59% di musim sepi dan 82% di musim ramai, menunjukkan popularitasnya meski bersaing dengan hotel-hotel baru di Marseille. Banyak tamu datang untuk menikmati keintiman dan lokasi uniknya di tepi laut, bahkan tanpa makan di restoran.
Tantangan dan Masa Depan
Pada Juni 2024, muncul kabar bahwa Le Petit Nice mungkin akan dijual, meski informasi ini belum dikonfirmasi secara resmi. Berita ini menimbulkan spekulasi tentang masa depan institusi kuliner ini, terutama mengingat investasi besar yang telah dilakukan untuk renovasi pada 2017, yang konon menelan biaya lebih dari satu juta euro.
Meski demikian, Gérald Passédat tetap menjadi figur sentral dalam dunia kuliner Marseille. Selain Le Petit Nice, ia juga mengelola Môle Passédat di MUCEM, yang mencakup sekolah memasak dan kios makanan, memperluas pengaruhnya di kota kelahirannya. Dedikasinya terhadap keberlanjutan, biodiversitas laut, dan masakan Mediterania membuat Le Petit Nice tetap relevan di tengah persaingan global.
Le Petit Nice adalah perpaduan sempurna antara warisan, inovasi, dan keindahan alam. Baik Anda pencinta kuliner yang ingin merasakan bouillabaisse terbaik atau pelancong yang mencari penginapan mewah dengan pemandangan laut yang menakjubkan, tempat ini menawarkan pengalaman tak terlupakan. Namun, datanglah dengan ekspektasi tinggi dan mungkin juga kacamata hitam—karena sinar matahari Marseille yang terik bisa menyilaukan di ruang makan yang menghadap laut