perjalanan.id – Di tengah keragaman kuliner Nusantara, terdapat satu sajian tradisional yang kurang dikenal di luar Sumatera Barat, yaitu Lemang Ketupat Hijau dari Kabupaten Solok. Hidangan ini merupakan perpaduan inovatif antara lemang dan ketupat dengan nuansa warna hijau alami, menggunakan daun pandan dan santan kelapa sebagai bahan pewarna dan penyedap.

Proses pembuatan Lemang Ketupat Hijau dimulai dengan memasukkan beras yang telah dicampur santan dan parutan daun pandan ke dalam bambu panjang. Bambu diisi sebagian dengan campuran ini, lalu bambu ditutup dan dipanggang perlahan menggunakan bara api selama beberapa jam. Karena proses panggangnya bertahap dan suhu dijaga stabil, beras matang secara merata dan aroma pandan meresap ke dalam nasi. Hasil akhirnya adalah nasi ketupat yang berwarna hijau lembut, beraroma wangi pandan, serta tekstur yang lembut dan kenyal.

Lemang Ketupat Hijau biasanya disajikan saat momen Lebaran atau acara adat Maliangin di Solok. Hidangan ini melengkapi sajian rendang, gulai, dan sambal lado, sebagai variasi kuliner ketupat yang lebih elegan dan khas. Warna hijau yang alami juga melambangkan harapan akan kesuburan dan kedamaian dalam tradisi setempat.

Dari segi nutrisi, sajian ini punya keunggulan dibanding ketupat biasa karena kandungan pandan yang mengandung senyawa antioksidan ringan, serta kombinasi santan yang memberi lemak sehat dalam kadar wajar. Namun karena proses pembuatannya cukup rumit dan memerlukan pengaturan suhu yang tepat, Lemang Ketupat Hijau belum banyak diproduksi massal atau dikomersialisasikan di luar daerah Solok.

Keberadaannya menjadi bukti kreativitas kuliner lokal yang mengadaptasi bahan sederhana menjadi sajian istimewa dengan identitas wilayah. Dengan promosi dan dokumentasi yang baik, Lemang Ketupat Hijau bisa semakin dikenal sebagai salah satu ikon kuliner khas Sumatera Barat, sekaligus menarik wisatawan kuliner yang ingin mengeksplor cita rasa unik Nusantara.