Hotel Convento do Salvador: Biara Abad ke-16 yang Jadi Oase Urban di Lisbon
perjalanan.id – Di tengah hiruk-pikuk kawasan Alfama yang berbukit curam, sebuah bangunan berwarna oker dengan jendela-jendela kecil berjeruji besi berdiri anggun sejak 1585. Dahulu biara Ordo São Francisco, kini Hotel Convento do Salvador adalah salah satu boutique hotel paling dicari di Lisbon—tempat di mana sejarah, seni kontemporer, dan keramahan Portugis bersilang sengkarut dalam 42 kamar.
Dari Doa ke Design
Biara ini didirikan pada 1585 oleh bangsawan Dona Leonor de Melo sebagai tempat retreat bagi kaum perempuan bangsawan. Setelah gempa bumi 1755, bangunan ini nyaris rata dengan tanah, tapi arsitektur Manueline-nya—lengkungan batu kapur dan azulejo biru-putih—diselamatkan berkat sumbangan keluarga kerajaan.
Pada 2018, arsitek Portugal ternama Miguel Câncio Martins (yang juga merancang Buddha-Bar Paris) mengubah biara ini menjadi hotel tanpa menghilangkan aura sakralnya. Kapel tua kini menjadi lobby, lengkungan biara jadi koridor kamar, dan ruang refectory (ruang makan biara) bertransformasi menjadi restoran Cozinha do Salvador yang dipimpin chef João Sá (1 bintang Michelin).
Kamar: Minimalis, Tapi Berbisik Sejarah
Setiap kamar dinamai sesuai nama biarawati penghuni pertama—Irmã Catarina, Irmã Inês, dst. Desainnya minimalis Skandinavia: lantai kayu jati daur ulang, dinding batu ekspos, dan azulejo asli abad ke-18 yang dipugar satu per satu oleh pengrajin dari Coimbra.
Highlight: Suite São Francisco di bekas ruang abbess. Kamar ini punya balkon pribadi menghadap Sungai Tagus, bathtub tembaga buatan tangan, dan fragmen fresco Yesus abad ke-17 yang ditemukan saat renovasi—kini dilindungi kaca akrilik.
Pengalaman: Dari Fado sampai Wine Tasting
- Malam Fado di Kapel: Setiap Kamis, kapel tua jadi panggung fado vuri (fado tradisional) dengan gitaris lokal. Hanya 20 kursi, tiket €45 termasuk segelas vinho verde.
- Rooftop Garden: Bekas kebun herbal biara kini jadi rooftop dengan 300 tanaman endemik Portugis. Bar ini buka sampai pukul 01.00, spesialisasi: ginjinha (likur ceri) dengan infusi rosemary dari kebun.
- Library Bar: 1.200 buku langka tentang sejarah Portugis, termasuk Livro do Armeiro-Mor edisi 1509. Tamu boleh membaca sambil menikmati port wine tawny 20 tahun.
Gastronomi: Michelin di Bekas Refectory
Restoran Cozinha do Salvador menyajikan menu degustação 8 hidangan (€135) yang menggabungkan tradisi biara dengan teknik modern. Contoh:
- Caldo verde dalam bentuk espuma dengan chorizo crisps.
- Bacalhau à brás yang didekonstruksi jadi ravioli transparan.
- Dessert: pastel de nata dengan es krim saffron dari Azores.
Chef João Sá menjelaskan, “Kami hanya pakai bahan yang bisa dibawa peziarah abad ke-16: ikan asin, zaitun, madu, dan rempah dari koloni.”
Lokasi: Jantung Alfama, Tapi Sunyi
Hanya 3 menit jalan kaki dari Miradouro das Portas do Sol dan 7 menit dari Castelo de São Jorge, tapi letaknya di gang sempit Rua do Salvador membuat hotel ini terisolasi dari keramaian turis. Tram 28E berhenti tepat di depan pintu—tapi tamu jarang menggunakannya; mereka lebih suka berjalan kaki menikmati aroma bifana dari kedai lokal.
Tarif & Keistimewaan
- Kamar mulai €220/malam (low season), €420 (peak).
- Tamu yang menginap minimal 3 malam mendapat private tour ke arsip biara bawah tanah—tempat ditemukan 12 manuskrip Gregorian chant abad ke-16.
- Zero waste policy: sisa makanan restoran diolah jadi kompos untuk kebun rooftop.
Ulasan Tamu
“Seperti menginap di museum yang hidup. Pelayan tahu nama setiap azulejo di dinding kamar saya.” – Maria, Brasil “Fado di kapel bikin merinding. Suara gitar bergema di batu berusia 400 tahun.” – James, UK