Close

Synchronize Fest 2025, Saling Silang, Perayaan Satu Dekade Musik Indonesia yang Penuh Kolaborasi

Synchronize Fest 2025, Saling Silang, Perayaan Satu Dekade Musik Indonesia yang Penuh Kolaborasi
  • PublishedNovember 8, 2025

perjalanan.id – Baru saja usai digelar pada 3–5 Oktober 2025 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta, Synchronize Fest 2025 berhasil mencuri perhatian ribuan penikmat musik dengan tema “Saling Silang”. Edisi ke-10 ini bukan hanya sekadar festival musik, melainkan ruang perjumpaan lintas generasi, genre, dan energi kreatif yang merayakan keberagaman musik lokal Indonesia. Dengan ratusan penampil, kolaborasi spesial, dan elemen seni kontemporer, acara ini menegaskan posisinya sebagai panggung terbesar bagi musisi tanah air, di mana nostalgia bertemu inovasi.

Sejarah Singkat: Dari Inklusif ke Ikonik

Synchronize Fest lahir sebagai festival multi-genre tahunan yang mengundang puluhan ribu penonton untuk merayakan keberagaman musik hidup Indonesia. Sejak edisi pertama, festival ini telah menarik lebih dari 700.000 pengunjung, melibatkan 5.000 musisi, dan didukung oleh 30.000 pekerja kreatif. Pada 2025, perayaan satu dekade ini semakin spesial karena bertepatan dengan ulang tahun ke-25 label musik demajors dan kolektif seni ruangrupa, yang berkolaborasi untuk menghadirkan pengalaman holistik.

Tema “Saling Silang” terinspirasi dari simbol angka Romawi X (sepuluh), yang dimaknai sebagai titik pertemuan lintas zaman dan genre. “Dalam tubuh Synchronize, saling silang bukan jargon, melainkan praktik hidup,” ujar Director Festival David Karto dalam konferensi pers. Festival ini menolak algoritma tren, memilih kurasi yang merepresentasikan wajah musik Indonesia secara autentik, dari dangdut hingga metal.

Lineup yang Mencerminkan Keberagaman: 147 Musisi Lintas Era

Edisi 2025 menampilkan total 147 musisi, dibagi ke lima panggung utama: Dynamic Stage, Gigs Stage, Panggung Getarrr, Panggung Oleng Upuk, dan Panggung Ruru. Kolaborasi menjadi bintang utama, seperti Tribute to Gustiwiw oleh Hindia & Friends, yang menghormati kontribusi mendiang Gusti Irwan Wibowo di musik independen.

Berikut beberapa highlight lineup per hari:

Hari Panggung Utama Penampil Unggulan
1 (3/10) Dynamic Stage Hindia, Pamungkas, Kunto Aji x Yogyakarta Hadroh Clan, Jatiwangi Art Factory
2 (4/10) Dynamic Stage JKT48, Jamrud, Wali, The Changcuters, Guruh Gipsy, Nasida Ria & Mother Bank, Elvy Sukaesih x Tokyo Ska Paradise Orchestra
3 (5/10) Gigs Stage Superman Is Dead (30 tahun), Padi Reborn, Tipe-X, Shaggydog, White Chorus, Wijaya 80, K3BI

Hari pertama dibuka dengan pawai Jatiwangi Art Factory, diikuti kolaborasi Kunto Aji yang memadukan lagu-lagunya seperti “Urup” dan “Mercusuar” dengan elemen hadrah tradisional. Hari kedua menyoroti dangdut-metal fusion, sementara hari ketiga merayakan band legendaris seperti Superman Is Dead yang memperingati 30 tahun berkarya. Lainnya termasuk Andien: Return to Kinanti, Diskoria Orchestra, BCL, RAN, Souljah, dan proyek revival Guruh Gipsy oleh Guruh Sukarno Putra.

Lebih dari Musik: Seni, Workshop, dan Green Movement

Synchronize Fest 2025 bukan hanya konser; Hall D2 JIExpo disulap menjadi pameran seni kontemporer oleh ruangrupa dan demajors, menampilkan karya dari Serrum (Jakarta), Taring Padi (Yogyakarta), hingga Komunitas KAHE (Maumere). Ada diskusi kreatif, workshop industri musik, zona kuliner lokal, dan merchandise independen.

Tak lupa, kampanye Green Movement berkolaborasi dengan Stuffo dan WWF, mengumpulkan 291 kg limbah plastik untuk instalasi seni di pintu masuk—bukti komitmen festival terhadap lingkungan. Layanan TransJakarta khusus juga disediakan untuk kemudahan akses.

Tiket dan Pengalaman: Antusiasme yang Tak Terbendung

Tiket presale 3-day pass dibanderol Rp550.000 hingga 31 Agustus, naik menjadi Rp700.000 reguler atau Rp375.000 daily pass. Ribuan penonton memadati venue sejak hari pertama, menciptakan gelombang massa yang penuh euforia. Early entry Rp275.000 memungkinkan akses lebih awal, ideal untuk menikmati rundown lengkap dari pukul 14.15 WIB.

Synchronize Fest 2025 bukan hanya hiburan, tapi wadah bagi komunitas kreatif untuk tumbuh bersama. Dengan lebih dari 10.000 publikasi media dan ratusan sponsor, festival ini telah menjadi tonggak sejarah musik Indonesia. Seperti kata Ade Darmawan dari ruangrupa, “Semangat kolaborasi adalah kunci.” Edisi mendatang diharapkan terus memperkuat inklusivitas, membuktikan bahwa musik lokal layak menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bagi yang melewatkan, catat tanggal 2026—Synchronize Fest siap saling silang lagi!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *