Fête de la Musique, Pesta Musik Jalanan yang Menyatukan Dunia
perjalanan.id – Fête de la Musique, atau yang dikenal sebagai World Music Day atau Make Music Day, adalah perayaan musik tahunan yang gratis dan terbuka untuk semua orang. Setiap tanggal 21 Juni, hari solstice musim panas di belahan bumi utara, jalanan, taman, dan tempat umum di seluruh dunia dipenuhi suara musik live dari musisi amatir maupun profesional. Acara ini mengajak siapa saja untuk “membuat musik” (faites de la musique), tanpa batas genre—dari rock, jazz, klasik, hingga hip-hop dan elektronik.
Sejarah: Dari Ide Sederhana di Prancis Menjadi Fenomena Global
Ide Fête de la Musique bermula pada 1976 dari musisi Amerika Joel Cohen yang bekerja di radio France Musique. Ia mengusulkan konser khusus untuk merayakan solstice musim panas. Namun, acara ini baru resmi diluncurkan pada 21 Juni 1982 di Paris oleh Menteri Kebudayaan Prancis saat itu, Jack Lang, bersama Maurice Fleuret.
Tanggal 21 Juni dipilih karena merupakan hari terpanjang dalam setahun, simbol cahaya dan kegembiraan, serta melanjutkan tradisi kuno perayaan solstice di Eropa. Edisi pertama langsung sukses besar: ribuan musisi turun ke jalan, dan jutaan orang menikmatinya.
Pada 1985, saat European Year of Music, acara ini menyebar ke Eropa. Kini, setelah lebih dari 40 tahun, Fête de la Musique dirayakan di lebih dari 120 negara dan ribuan kota, termasuk Indonesia di beberapa kota besar seperti Jakarta dan Bandung.
Cara Perayaan: Musik Gratis di Mana Saja
Prinsip utama Fête de la Musique adalah gratis, inklusif, dan spontan. Tidak ada tiket, tidak ada panggung utama eksklusif—musik ada di mana-mana: trotoar, taman, balkon, museum, gereja, hingga atap gedung. Siapa pun boleh tampil, dari pemula hingga bintang besar.
Di Paris, kota asalnya, acara ini paling meriah. Jalanan dipenuhi kerumunan yang menari hingga larut malam, dengan konser di tempat ikonik seperti Champs-Élysées, Seine, atau dekat Menara Eiffel. Metro sering beroperasi semalaman dengan tarif khusus.
Fête de la Musique merayakan musik sebagai bahasa universal yang menyatukan orang tanpa batas usia, latar belakang, atau kemampuan. Ini bukan festival komersial, tapi pesta rakyat sejati yang mendorong partisipasi aktif. Di era digital, acara ini tetap relevan karena mengembalikan musik ke akarnya: live, langsung, dan bersama-sama.