perjalanan.id – Event lingkungan dan kebersihan merupakan inisiatif penting yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pelestarian alam, pengelolaan sampah, dan keberlanjutan. Di Indonesia, event-event ini sering kali menjadi momentum nasional untuk aksi kolektif, seperti membersihkan pantai, sungai, dan area publik, sambil mendidik tentang dampak polusi plastik dan perubahan iklim. Secara global, event serupa mendorong partisipasi jutaan orang untuk mengurangi limbah dan melindungi ekosistem. Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya membersihkan lingkungan fisik, tapi juga membangun budaya peduli yang berkelanjutan.

Pentingnya Event Lingkungan dan Kebersihan

Menjaga kebersihan lingkungan bukan hanya soal estetika, tapi juga kesehatan masyarakat dan kelestarian alam. Lingkungan kotor menjadi sarang penyakit seperti DBD, diare, dan tipes, serta mencemari air, tanah, dan udara yang merusak ekosistem. Event-event ini mendorong pencegahan banjir akibat sampah tersumbat, melindungi sumber daya alam, dan memerangi perubahan iklim dengan mengurangi limbah. Di Indonesia, di mana sampah plastik mencapai 10,8 juta ton per tahun, event seperti ini memperkuat target Indonesia Bebas Sampah 2029 melalui gotong royong dan edukasi. Secara global, event membantu membangun kesadaran kolektif, mencegah pencemaran, dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) PBB.

Event Nasional di Indonesia Tahun 2025

Tahun 2025 menjadi tahun penuh momentum lingkungan di Indonesia, dengan fokus pada pengurangan sampah plastik dan kebersihan berkelanjutan.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLH) pada 5 Juni 2025 mengusung tema “Hentikan Polusi Plastik” (Ending Plastic Pollution). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar gerakan nasional “Apel Bersama dan Aksi Bersih Sampah Plastik” serentak di seluruh Indonesia, termasuk bersih pantai, sungai, sekolah, pasar, dan rumah ibadah. Rangkaiannya mencakup Pameran HLH 2025 pada 22-24 Juni di Jakarta Convention Center, yang menampilkan inovasi pengelolaan sampah dan forum diskusi. Wakil Menteri Lingkungan Hidup menutup acara dengan seruan aksi nyata, menekankan bahwa hanya 9-10% sampah dikelola dengan baik, sisanya mencemari lingkungan.

World Cleanup Day (WCD) 2025 pada 20-21 September mengusung tema “Tackling Textile and Fashion Waste Through Circular Fashion” secara global, tapi di Indonesia difokuskan pada “Menuju Indonesia Bersih 2029”. Kegiatan serentak di berbagai daerah seperti Buleleng, Jember, dan Bekasi melibatkan pemerintah daerah, komunitas, pelajar, dan masyarakat untuk bersih-bersih lingkungan, memilah sampah, dan edukasi daur ulang. Di Jember, ribuan peserta bergotong royong di Alun-Alun Ambulu, didukung Dinas Lingkungan Hidup dengan armada truk sampah.

Selain itu, Rakornas Pengelolaan Sampah 2025 pada Juni memperkenalkan konsep baru Adipura yang menilai kebersihan kota secara holistik, termasuk pemilahan sampah dan larangan TPA open dumping. Event seperti Genus 2025 di IPB University juga mengintegrasikan budaya ramah lingkungan dengan praktik sustainable.

Event Internasional Terkait

Secara global, event lingkungan 2025 menyoroti isu kebersihan dan keberlanjutan. World Cleanup Day menjadi Hari Internasional PBB, memobilisasi jutaan relawan di 200 negara untuk atasi krisis sampah. International Day of Zero Waste pada 30 Maret fokus pada pengelolaan limbah tekstil dan fashion, dengan acara di Geneva. COP30 di Brasil membahas iklim, sementara UNEA-7 di Nairobi pada Desember menekankan solusi berkelanjutan. Event seperti EarthX 2025 di Dallas dan IUCN Congress mempromosikan inovasi konservasi.

Dampak dan Cara Berpartisipasi

Event ini membawa dampak nyata: mengurangi sampah, mencegah penyakit, dan membangun kesadaran. Di Indonesia, aksi bersih menciptakan lingkungan sehat dan ekonomi sirkular melalui daur ulang. Untuk berpartisipasi, ikuti gerakan nasional seperti apel bersih, dukung kampanye memilah sampah, atau gabung komunitas lokal. Mulai dari hal sederhana: bawa tas belanja kain, kurangi plastik sekali pakai, dan edukasi orang sekitar.