perjalanan.id – Glamping di lereng gunung—atau glamping vulkanik—menjadi tren baru bagi para pencinta aktivitas outdoor yang menginginkan pengalaman alam namun juga kenyamanan modern. Terletak di dataran tinggi dengan pemandangan kawah dan lanskap vulkanik, glamping ini menyajikan tenda-tenda mewah lengkap dengan fasilitas seperti tempat tidur nyaman, en-suite bathroom, hingga Wi-Fi dan pemanas ruangan.

Salah satu contohnya adalah kawasan glamping di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, Bandung, di mana tenda-tenda disusun di tengah hutan pinus dengan udara sejuk dan suasana tenang yang menyegarkan. Meskipun lokasinya di lereng gunung aktif, pengelola glamping menyediakan fasilitas seperti area barbeque, api unggun, dan perlengkapan masak sederhana—semua dilakukan dengan tetap menjaga keseimbangan alam sekitar.

Keunggulan utama glamping vulkanik terletak pada kenyamanan tanpa mengorbankan koneksi dengan alam. Penginapan jenis ini memungkinkan pengunjung untuk merasakan udara sejuk pegunungan dan suara alam tanpa repot mendirikan tenda atau menghadapi cuaca ekstrem. Plus, banyak glamping vulkanik menerapkan konsep ramah lingkungan seperti penggunaan material lokal, sistem pengelolaan air yang efisien, dan minimnya jejak ekologis — sejalan dengan prinsip keberlanjutan glamping global.

Namun, seperti halnya aktivitas outdoor lainnya, glamping di lereng gunung punya tantangan tersendiri: kondisi cuaca yang cepat berubah, ketersediaan transportasi, serta akses terbatas ke fasilitas medis darurat. Jadi, persiapan matang dan pemilihan lokasi dengan reputasi aman dan terkelola sangat penting.

Secara keseluruhan, glamping vulkanik adalah alternatif ideal untuk mereka yang ingin merasakan petualangan di alam dengan kenyamanan hotel bintang lima. Ini bukan sekadar berkemah, melainkan sebuah pelarian mewah ke tengah alam, di mana keheningan hutan dan kabut pegunungan berpadu dengan kemewahan tenda modern—menawarkan pengalaman outdoor yang tak cuma seru, tapi juga bermakna dan nyaman.