Mengenal Tradisi Peresean di Lombok, Seni Bertarung Penuh Filosofi

perjalanan.id – Sebagai peneliti budaya Indonesia yang telah mengunjungi banyak daerah, saya menemukan bahwa tradisi Peresean dari Lombok adalah salah satu bentuk seni budaya yang layak mendapatkan perhatian lebih luas. Peresean adalah pertarungan tradisional antara dua pria bersenjata rotan dan perisai kulit kerbau, yang pada awalnya digunakan sebagai latihan para prajurit suku Sasak.
Namun, di balik kesan keras dari pertarungan ini, tersimpan nilai filosofi yang dalam. Berdasarkan wawancara saya dengan beberapa tetua adat di Lombok Tengah, Peresean bukan sekadar adu kekuatan fisik, tetapi juga ujian kesabaran, keberanian, dan pengendalian diri. Seorang “Pepadu” (petarung) yang baik bukanlah yang sekadar menyerang, tetapi yang mampu menahan emosi dan bertarung dengan sportif.
Peresean sering diadakan saat musim kemarau, dalam rangka memohon hujan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat percaya bahwa semangat juang dan energi yang tercurah dalam pertarungan akan mengetuk alam untuk menurunkan hujan. Ini menunjukkan betapa tradisi ini tak bisa dilepaskan dari aspek spiritual masyarakat Sasak.
Sebagai wisatawan, menyaksikan Peresean secara langsung adalah pengalaman budaya yang sangat autentik. Saya sarankan memilih pertunjukan yang diadakan oleh komunitas adat, bukan yang dikomersialkan semata, agar dapat merasakan nuansa aslinya. Selain itu, penting untuk menghormati aturan lokal, seperti tidak menginterupsi pertarungan atau memasuki arena tanpa izin.
Peresean membuktikan bahwa budaya lokal Indonesia kaya akan makna dan nilai yang lebih dari sekadar hiburan visual. Menyaksikannya adalah menghargai warisan leluhur yang tetap hidup hingga kini.