perjalanan.id – Brenebon adalah salah satu kuliner khas Sulawesi Utara, khususnya dari Manado, yang sangat populer di kalangan pecinta sup tradisional. Hidangan ini berbahan dasar kacang merah yang dimasak bersama daging—biasanya iga sapi atau kaki babi—hingga menghasilkan kuah yang gurih, kental, dan sarat cita rasa rempah.

Asal Usul Brenebon

Nama “Brenebon” berasal dari bahasa Belanda “Bruine Bonen” yang berarti kacang merah atau kacang cokelat. Pengaruh kuliner Belanda yang cukup kuat di Manado sejak masa kolonial membuat resep ini bertransformasi menjadi masakan lokal dengan sentuhan rempah khas Indonesia, seperti pala, cengkeh, daun bawang, dan seledri.

Bahan dan Cita Rasa

Bahan utama Brenebon adalah kacang merah kering yang direbus lama hingga empuk, kemudian dimasak bersama daging berlemak seperti iga sapi. Kuahnya terasa gurih karena perpaduan kaldu daging, kacang merah, dan bumbu rempah. Sup ini biasanya disajikan panas dengan tambahan perkedel kentang atau nasi putih hangat.

Variasi Brenebon

Ada beberapa variasi Brenebon yang berkembang di masyarakat, misalnya:

• Brenebon Iga Sapi: menggunakan iga sapi yang memberikan rasa kaldu gurih dan nikmat.

• Brenebon Babi: lebih tradisional di kalangan masyarakat Minahasa, memakai kaki atau tulang babi.

• Brenebon Ayam: versi yang lebih ringan dan praktis, cocok bagi yang ingin alternatif selain daging sapi atau babi.

Nilai Budaya dan Sosial

Brenebon tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari tradisi kuliner keluarga. Hidangan ini sering hadir dalam acara kebersamaan, mulai dari pertemuan keluarga hingga pesta adat. Rasanya yang hangat dan mengenyangkan menjadikan Brenebon identik dengan keakraban dan kebersamaan.

Sebagai salah satu warisan kuliner Nusantara, Brenebon menjadi bukti bagaimana pengaruh budaya asing bisa melebur dengan kearifan lokal, menciptakan makanan yang unik dan disukai banyak orang. Jika berkunjung ke Manado, mencicipi semangkuk Brenebon hangat adalah pengalaman kuliner yang tidak boleh dilewatkan.