Close

Currywurst, Ikon Kuliner Jalanan Jerman yang Lahir dari Zaman Pasca-Perang

Currywurst, Ikon Kuliner Jalanan Jerman yang Lahir dari Zaman Pasca-Perang
  • PublishedSeptember 19, 2025

perjalanan.id – Di tengah hiruk-pikuk jalanan Berlin, aroma pedas manis dari saus kari dan sosis panggang selalu menggoda selera. Currywurst, hidangan cepat saji paling ikonik Jerman ini, bukan sekadar makanan; ia adalah simbol ketangguhan dan inovasi pasca-Perang Dunia II. Setiap tahun, sekitar 800 juta porsi currywurst dikonsumsi di seluruh Jerman, dengan 70 juta di antaranya dari Berlin saja. Bagaimana sepotong sosis sederhana bisa menjadi legenda nasional? Mari kita telusuri sejarah, resep, dan daya tariknya yang tak lekang waktu.

Asal-Usul Currywurst: Kelahiran di Tengah Reruntuhan Berlin

Currywurst pertama kali muncul pada tahun 1949, tepat di sektor militer Inggris di Berlin Barat. Penciptanya adalah Herta Heuwer, seorang pemilik kios makanan pinggir jalan yang cerdas dan kreatif. Saat itu, Jerman masih berjuang bangkit dari kehancuran perang. Heuwer menerima hadiah dari tentara Inggris: bubuk kari, saus tomat (ketchup), dan Worcestershire sauce—bahan asing yang langka di pasca-perang. Dengan naluri wirausaha, ia mencampur bahan-bahan itu menjadi saus pedas, menuangkannya ke atas sosis babi panggang, dan menjualnya seharga 60 Pfennig (sekitar Rp 5.000 saat ini). Awalnya disebut “Chillup” (campuran chili dan ketchup), hidangan ini langsung laris manis sebagai makanan murah dan mengenyangkan bagi pekerja dan warga biasa.

Heuwer tidak pernah membocorkan resep rahasianya, bahkan kepada suaminya. Ia membuka kios tetap di Kantstraße pada 1959 dan mematenkan nama “currywurst”. Sayangnya, resep asli hilang bersamanya saat meninggal pada 1999. Namun, warisannya abadi: pada 2013, Google merayakan ulang tahunnya yang ke-100 dengan Doodle khusus. Beberapa sejarawan makanan berpendapat varian serupa sudah ada sebelumnya di Jerman, tapi Heuwer-lah yang menjadikannya fenomena nasional, melambangkan “Wirtschaftswunder” atau keajaiban ekonomi Jerman di era 1950-an.

Apa Itu Currywurst? Komponen Sederhana, Rasa Luar Biasa

Secara harfiah, “currywurst” berarti “sosis kari”. Hidangan ini terdiri dari sosis babi (bratwurst) yang direbus lalu digoreng, dipotong-potong, dan disiram saus kari khas—campuran ketchup pedas dengan bubuk kari, rempah-rempah, dan sedikit manis. Taburan kari bubuk di atasnya memberikan warna oranye cerah yang ikonik. Biasanya disajikan dengan kentang goreng (Pommes) atau roti gulung (Brötchen), ditusuk garpu kayu khas untuk dimakan di pinggir jalan.

Varian regional membuatnya semakin menarik: di Berlin, sausnya lebih pedas; di Hamburg, mungkin ditambahkan bawang goreng; sementara di Ruhr, sering disajikan dengan roti gandum. Meski sederhana, currywurst mencerminkan pengaruh kolonial: kari dari India via Inggris, ketchup dari Amerika, dan sosis dari tradisi Jerman—perpaduan tiga benua dalam satu gigitan.

Popularitas Currywurst: Lebih dari Sekadar Makanan Cepat Saji

Currywurst adalah “hot dog”-nya Jerman: makanan rakyat yang hadir di setiap Imbiss (kios cepat saji), festival, atau bahkan menu anak di restoran. Di Berlin, ia menjadi camilan malam hari bagi pekerja pabrik, seniman, dan turis. Museum Deutsches Currywurst di Berlin (2009–2018) menarik 350.000 pengunjung per tahun, lengkap dengan pameran interaktif dan tasting session. Bahkan, hidangan ini muncul dalam sastra dan musik punk Jerman sebagai simbol kelas pekerja.

Hari ini, currywurst tetap relevan. Di tengah tren makanan sehat, versi vegan (dengan sosis nabati) mulai populer. Tokoh terkenal seperti Angela Merkel dan Bastian Schweinsteiger mengaku penggemar beratnya. Menurut survei, 1 dari 3 orang Jerman memakannya setidaknya sekali sebulan—bukti bahwa rasa nostalgia dan kenyamanan tak tergantikan.

Resep Currywurst Sederhana ala Rumahan

Tidak ada resep “resmi”, tapi berikut versi autentik yang mudah dibuat di rumah untuk 4 porsi. Waktu persiapan: 30 menit.

Bahan Saus Kari (Curry Ketchup):

  • 200 ml ketchup tomat
  • 2 sdm bubuk kari (campur kunyit, ketumbar, jintan)
  • 1 sdm Worcestershire sauce
  • 1 sdt gula merah
  • 1/2 sdt cabai bubuk (sesuaikan pedas)
  • 1 bawang bombay kecil, cincang halus (opsional)
  • 1 sdm minyak goreng
  • Garam dan merica secukupnya

Bahan Lain:

  • 4 buah bratwurst (sosis babi, bisa diganti sosis ayam)
  • Kentang goreng atau roti untuk pelengkap
  • Bubuk kari untuk taburan

Cara Membuat:

  1. Saus Kari: Panaskan minyak di wajan, tumis bawang hingga harum (jika pakai). Masukkan ketchup, Worcestershire, gula, cabai, dan bubuk kari. Aduk rata, didihkan 5 menit di api kecil hingga kental. Tambah air jika terlalu pekat. Biarkan dingin.
  2. Sosis: Rebus sosis 5 menit, lalu goreng hingga kecokelatan. Potong menjadi irisan tebal.
  3. Penyajian: Siram sosis dengan saus kari, taburi bubuk kari. Sajikan panas dengan kentang goreng di samping. Nikmati dengan bir dingin untuk pengalaman Berlin sejati!

Resep ini bisa disesuaikan: tambah cuka apel untuk asam segar, atau madu untuk manis ekstra.

Currywurst bukan hanya makanan; ia adalah cerita tentang adaptasi dan kegembiraan sederhana. Lahir dari keterbatasan pasca-perang, kini ia dinikmati di seluruh dunia—dari food truck New York hingga festival makanan Asia. Bagi orang Jerman, currywurst adalah pengingat bahwa inovasi bisa lahir dari apa yang ada di tangan. Jika berkunjung ke Berlin, jangan lewatkan kios legendaris seperti Konnopke’s Imbiss, yang sudah menyajikannya sejak 1960. Siapa tahu, gigitan pertama bisa membuat Anda jatuh cinta pada rasa Jerman yang pedas ini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *