DiverXO, Petualangan Kuliner Dabiz Muñoz yang Mengguncang Madrid dan Dunia

perjalanan.id – DiverXO bukan sekadar restoran—ia adalah teater kuliner yang liar, di mana babi terbang, lobster “bangun” di pantai Goa, dan setiap suapan adalah ledakan rasa dari perpaduan Asia, Mediterania, dan imajinasi tak terbatas. Dipimpin oleh chef visioner Dabiz Muñoz, DiverXO adalah satu-satunya restoran di Madrid yang meraih tiga bintang Michelin, serta menduduki peringkat No. 4 di The World’s 50 Best Restaurants 2025. Berlokasi di NH Collection Madrid Eurobuilding, restoran ini telah menjadi ikon haute cuisine sejak dibuka pada 2007, menarik pecinta makanan dari seluruh dunia dengan menu tasting yang seperti rollercoaster sensorik. Pada 2025, di tengah ketidakpastian relokasi dan ekspansi global, DiverXO tetap menjadi bukti bahwa kuliner bisa jadi seni performa. Bagi foodie Indonesia, ini adalah inspirasi untuk petualangan rasa yang tak terlupakan—meski harganya €365 (sekitar Rp 6,5 juta) per orang untuk menu 12 kursus.
Sejarah: Dari Mimpinya Anak Muda ke Bintang Global
Dabiz Muñoz, lahir pada 15 Januari 1980 di Madrid, adalah chef yang sejak kecil terobsesi dengan makanan. Terinspirasi oleh restoran Viridiana milik Abraham García, ia belajar kuliner di sekolah dan pindah ke London untuk bekerja di restoran top seperti Hakkasan. Kembali ke Spanyol, Muñoz membuka DiverXO pada Juli 2007 di distrik Tetuán, Madrid—saat usianya baru 27 tahun. Nama “DiverXO” terinspirasi dari pengalaman masa kecilnya di London, di mana ia bertanya-tanya bagaimana menamai restorannya, dan memutuskan untuk “bermain dengan dunia” melalui rasa global.
Awalnya, DiverXO langsung sukses: penuh reservasi tiga bulan setelah buka, dan dinobatkan sebagai restoran baru terbaik di Spanyol oleh Madrid Fusión pada 2008. Pada 2013, ia meraih tiga bintang Michelin—mengembalikan kehormatan Madrid setelah 20 tahun tanpa restoran bergengsi seperti itu. Muñoz juga mendirikan grup UniverXO, termasuk StreetXO (versi kasual, dibuka 2012) dan Ravioxo (spesialis dumpling Asia, 2022). Pada 2022, ia dinobatkan sebagai “Best Chef in the World” oleh The Best Chef Awards untuk kedua kalinya berturut-turut. Saat ini, DiverXO menduduki peringkat No. 3 di dunia pada 2023, dan No. 4 pada 2025.
Konsep dan Menu: Teater Rasa yang Brutal dan Tak Terduga
Konsep DiverXO adalah “brutal”—seperti kata Muñoz, ia mematahkan aturan kuliner tradisional. Menu tasting tunggal (12-18 kursus) memadukan elemen Mediterania, Cina, Jepang, dan India, disajikan seperti pertunjukan: chef muncul di meja untuk menambahkan elemen terakhir, lengkap dengan kartu daftar bahan yang mengejutkan. Dekorasi oleh Lázaro Rosa-Violán menampilkan babi terbang—simbol ambisi Muñoz, yang dijawab ayahnya dulu dengan “pasti, dan babi bisa terbang” saat ia bilang ingin punya restoran ramai.
Beberapa hidangan ikonik:
- Galician Lobster Waking Up on the Beaches of Goa: Lobster panggang tandoor dengan kulit susu kerbau, vindaloo kepala lobster, dan panipuri cakar lobster—disajikan di atas gajah miniatur.
- Pyrenean-Matured Nigiri: Sushi dengan pengaruh pegunungan Spanyol.
- Japanese Paella: Paella ala Jepang dengan rasa eksotis.
- Roasted Caviar with Vindaloo Curry and Greek Yogurt: Kaviar panggang dengan kari India dan yogurt Yunani.
Pengalaman ini seperti “pure theatre”, dengan hingga 300 bahan per menu, menciptakan keseimbangan eksplosif yang membuat tamu terkejut. Reservasi sulit didapat—buka enam bulan ke depan, dan sering dibatalkan untuk acara pribadi selebriti.
Pemimpin: Dabiz Muñoz, Enfant Terrible Kuliner Spanyol
Dabiz Muñoz adalah jiwa DiverXO. Chef berusia 45 tahun ini dikenal sebagai pionir dan petualang kreatif, yang menggabungkan latar belakangnya untuk menciptakan hidangan “brutal”. Meski sukses, ia jujur tentang sisi gelap: Dalam dokumenter Netflix UniverXO Dabiz (2025), ia mengaku, “Jika tahu seberapa stres profesi ini, saya mungkin tak melakukannya. Saya orang yang paling menderita saat makan di DiverXO.” Ia ragu bertahan 10 tahun lagi karena tekanan, tapi dedikasinya tak tergoyahkan—ia mengontrol setiap detail, dari menu hingga servis.
Muñoz juga ekspansif: StreetXO di Dubai dibuka 2024 (tanpa babi untuk pasar lokal), dan ia merencanakan proyek baru seperti Hungry Club di bandara. Istri dan mitra bisnisnya, Cristina Pedroche, serta tim seperti Pablo Sobrino, mendukung visinya.
Update 2025: Ketidakpastian Relokasi dan Ekspansi
Pada 2025, DiverXO menghadapi babak baru. Awalnya, Muñoz rencanakan relokasi ke La Finca, Pozuelo de Alarcón—investasi €14 juta untuk ruang 1.400 m² dengan 40 kursus, dibangun oleh keluarga Garcia Cereceda. Dijadwalkan buka 2025, proyek ini dibatalkan Juli 2024 karena pertimbangan matang: “Saya terpaksa mundur.” Kontrak dengan NH Eurobuilding berakhir April 2025, tapi Februari 2025, Muñoz perpanjang untuk musim ini, sambil cari lokasi baru.
Ia bilang, “Saya sedang kerja pada opsi baru untuk wujudkan mimpi saya—meski sulit, saya punya keyakinan.” Ekspansi terus: StreetXO Dubai sukses, dan ada rencana pindah DiverXO ke ruang lebih besar. Meski stres, Muñoz tetap optimis: “Madrid saat ini dalam kondisi terbaik sepanjang masa—penuh ide, budaya, dan orang.”
Dampak dan Warisan: Mengubah Wajah Kuliner Madrid
DiverXO telah ubah Madrid menjadi pusat kuliner vibran, dari kota kurang bergengsi pada 2007 menjadi rumah bagi banyak restoran fine dining. Muñoz disebut “enfant terrible” Spanyol, yang buktikan kuliner bisa jadi hiburan global. Pengaruhnya terlihat di media: dari review Super Taster Mel yang puji “avant-garde wonderland” hingga podcast tentang “après-ski playbook”-nya. Di Indonesia, inspirasi ini terasa di restoran fusion seperti di Jakarta, yang adopsi elemen teatrikal.
Dengan tiga bintang Michelin dan peringkat top dunia, DiverXO bukan hanya restoran—ia adalah pernyataan bahwa makanan bisa terbang seperti babi Muñoz. Di 2025, meski lokasi baru masih misteri, satu hal pasti: DiverXO akan terus mengejutkan. Jika Anda ke Madrid, pesan sekarang—dan siapkah untuk perjalanan rasa yang tak terlupakan?