Close

Gulai Belacan Riau, Hidangan Khas Melayu yang Kaya Rasa

Gulai Belacan Riau, Hidangan Khas Melayu yang Kaya Rasa
  • PublishedDecember 6, 2025

perjalanan.id – Di antara kekayaan kuliner Nusantara, Provinsi Riau menyimpan satu permata gastronomi yang jarang terekspos luas, namun sangat dicintai masyarakat Melayu di sana: Gulai Belacan. Berbeda dengan gulai pada umumnya yang didominasi santan kental dan rempah kuning, gulai belacan Riau justru tampil dengan warna merah kecokelatan pekat, aroma udang yang kuat, serta rasa pedas-asam yang langsung menggigit lidah.

Bahan utama yang membuat gulai ini istimewa adalah belacan atau terasi khas Riau, biasanya terasi udang rebus yang dibuat secara tradisional oleh nelayan di Kepulauan Riau dan pesisir Indragiri. Terasi ini memiliki aroma lebih tajam dan kompleks dibanding terasi biasa karena proses fermentasi yang lebih lama dan penggunaan udang rebon kecil-kecil yang gurih. Ketika terasi ini disangrai lalu ditumis bersama bawang merah, bawang putih, cabai merah keriting, lengkuas, dan serai, muncullah aroma khas yang langsung membuat perut keroncongan.

Ciri khas lainnya adalah penggunaan asam gelugur atau asam kandis sebagai pengganti santan berlebih. Buah asam ini memberikan rasa asam segar yang seimbang dengan pedas dan gurihnya belacan. Beberapa daerah di Riau seperti Siak, Pelalawan, dan Bengkalis bahkan menambahkan daun kemangi atau daun kesum untuk menambah aroma harum khas Melayu pesisir.

Bahan-bahan yang biasa digulai dengan bumbu belacan ini sangat beragam: daging sapi, ikan kakap merah, ikan tenggiri, udang galah, hingga jengkol dan rebung. Namun yang paling populer adalah Gulai Belacan Ikan Patin khas Pekanbaru dan Gulai Belacan Daging Tetel (daging sapi bagian sandung lamur) khas Kepulauan Meranti. Ikan patin yang berdaging tebal dan lembut sangat cocok menyerap bumbu belacan yang kental, sementara daging tetel yang penuh urat memberikan tekstur kenyal-gurih yang kontras dengan kuah.

Proses memasaknya pun masih mempertahankan cara tradisional. Bumbu belacan ditumis hingga benar-benar matang dan mengeluarkan minyak sebelum dituang air asam dan dididihkan. Baru kemudian bahan utama dimasukkan bertahap agar bumbu meresap sempurna. Kuahnya tidak terlalu banyak, cenderung kental pekat menempel di daging atau ikan, sehingga sering disebut juga “gulai kering” oleh masyarakat setempat.

Gulai belacan biasanya disajikan dengan nasi panas dan lalapan timun, daun kemangi, serta sambal belacan mentah sebagai pelengkap. Di acara adat Melayu Riau seperti pernikahan atau kenduri, gulai belacan selalu menjadi hidangan wajib bersama lauk lain seperti ayam goreng berempah, dendeng batokok, dan rendang.

Meski terlihat sederhana, gulai belacan mencerminkan filosofi masakan Melayu Riau: memanfaatkan hasil laut dan sungai secara maksimal, menyeimbangkan rasa pedas-gurih-asam dengan bahan lokal, serta mempertahankan teknik memasak warisan nenek moyang. Bagi yang berkunjung ke Riau, mencicipi gulai belacan di warung-warung tradisional di Jalan Nangka Pekanbaru atau di rumah makan Melayu di Tanjung Pinang adalah pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Satu suapan saja cukup membuat kita mengerti mengapa masyarakat Riau begitu mencintai hidangan ini: karena di dalamnya terkandung memori laut, aroma kampung halaman, dan kehangatan keluarga besar Melayu yang selalu menyambut tamu dengan piring penuh cinta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *