Close

Humphrey – Brussels, Perpaduan Kuliner Filipina dan Keberlanjutan di Jantung Kota

Humphrey – Brussels, Perpaduan Kuliner Filipina dan Keberlanjutan di Jantung Kota
  • PublishedJune 18, 2025

perjalanan.id – Terletak di Rue Saint-Laurent, di gedung ikonik [PIAS] di pusat kota Brussels, Belgia, Humphrey adalah restoran yang menawarkan pengalaman kuliner unik dengan konsep sharing plates yang terinspirasi dari kekayaan budaya Filipina. Didirikan oleh chef Glen Ramaekers bersama pasangannya, Julie De Block, Humphrey memadukan cita rasa Asia Tenggara dengan bahan-bahan organik lokal, sebagian besar dipanen langsung dari kebun pribadi Julie. Meskipun restoran ini telah menutup pintunya pada September 2023, warisannya sebagai salah satu destinasi kuliner inovatif di Brussels tetap dikenang. Artikel ini akan mengulas sejarah, konsep kuliner, pengalaman bersantap, serta dampak Humphrey di kancah gastronomi Brussels.

Sejarah dan Latar Belakang

Humphrey pertama kali membuka pintunya pada Februari 2016, awalnya sebagai kolaborasi antara Glen Ramaekers dan Yannick Van Aeken, mantan sous-chef di Noma, restoran ternama di Kopenhagen. Nama “Humphrey” terinspirasi dari aktor legendaris Humphrey Bogart dan kutipan “Play It Again Sam” dari film Casablanca, mencerminkan suasana santai namun berkelas yang ingin diciptakan, sekaligus mengacu pada hubungan dengan gedung [PIAS], perusahaan musik independen Belgia.

Setelah Yannick meninggalkan Humphrey, Glen Ramaekers mengambil alih sepenuhnya, dibantu oleh Julie De Block, yang berperan besar dalam menyediakan bahan-bahan segar dari kebun mereka di dekat Mechelen. Pada tahun 2020, tim diperkuat oleh Elisa, seorang pastry chef berbakat, yang menambahkan dimensi baru pada menu dessert. Humphrey dikenal karena pendekatan berkelanjutan dan komitmennya terhadap bahan organik, dengan 100% sayuran dan rempah-rempah bersumber dari kebun Julie pada tahun-tahun terakhir operasinya.

Sayangnya, Humphrey menutup operasinya pada 22 September 2023, setelah pemilik gedung memutuskan untuk mengakhiri sewa. Meski begitu, Glen dan Julie menyatakan bahwa ini bukan akhir, melainkan awal dari petualangan baru mereka dalam dunia kuliner.

Konsep Kuliner Humphrey

Humphrey menawarkan pengalaman bersantap yang santai namun penuh petualangan melalui konsep sharing plates, di mana pengunjung memesan beberapa hidangan kecil untuk dinikmati bersama. Menu ini mencerminkan akar Filipina Glen Ramaekers, dengan sentuhan cita rasa Asia Tenggara seperti kecap, kelapa, dan rempah-rempah yang kuat, dipadukan dengan bahan-bahan lokal Belgia.

Menu Humphrey terbagi menjadi beberapa kategori, seperti Raw, Light, Umami, dan Old School, yang memungkinkan pengunjung menjelajahi berbagai tekstur dan rasa. Hidangan favorit termasuk:

  • Baked Cobia Wing: Disajikan dengan kecap, lada lemon, dan kelapa parut, hidangan ini terkenal karena teksturnya yang lembut dan rasa yang kaya.

  • Humphrey Wings: Sayap ayam yang dibumbui dengan rempah intens, disajikan dengan batang seledri mentah dan saus keju biru untuk kontras yang menyegarkan.

  • Smoked Mussels Coco: Kerang asap dengan saus kelapa yang eksotis, memadukan elemen fusion yang unik.

  • Dessert Inovatif: Salah satu dessert yang mencuri perhatian adalah Humphrey Special – La Truffe, bola cokelat besar berisi truffle cokelat yang dibuat bersama chocolatier Patrick Aubrion.

Humphrey juga menawarkan menu vegetarian lengkap yang memanfaatkan sayuran dari kebun Julie, menjadikannya destinasi populer bagi penggemar kuliner nabati. Selain itu, restoran ini menyajikan koktail kreatif, anggur artisanal, dan bir lokal dari mikrobrewery seperti De Triest dan Brussels Beer Project.

Pengalaman Bersantap

Humphrey dikenal karena suasananya yang hangat dan santai, dengan interior yang menggabungkan elemen kayu, beton polos, dan aksen hijau yang mencerminkan komitmen terhadap keberlanjutan. Restoran ini memiliki dapur terbuka dengan meja marmer hijau tua, menciptakan suasana intim di mana pengunjung bisa melihat proses memasak. Di bagian belakang, terdapat teras kecil dengan kebun kota yang menanam bunga dan rempah-rempah edible, menambah sentuhan unik pada pengalaman bersantap.

Harga menu bervariasi, dengan sharing plates individual sekitar €10-15, sementara menu degustasi 6 hidangan seharga €45 (sebelum penutupan) dianggap sebagai nilai terbaik untuk menikmati perpaduan rasa Humphrey. Meski beberapa pengunjung mengeluhkan porsi kecil atau harga yang dianggap tinggi untuk makan siang (€35), ulasan umumnya memuji kreativitas hidangan dan profesionalisme pelayanan.

Restoran ini juga menjadi tuan rumah acara seperti Brunch Club bulanan bersama Brussels’ Kitchen, yang menarik komunitas pecinta kuliner untuk menikmati menu spesial dalam suasana santai.

Dampak dan Warisan

Humphrey meninggalkan jejak yang signifikan di kancah kuliner Brussels. Dengan peringkat 14/20 dari Gault&Millau dan ulasan positif dari platform seperti TripAdvisor (3.7/5 dari 134 ulasan), restoran ini dianggap sebagai salah satu destinasi top untuk makanan fusion di kota. Keberhasilannya terletak pada:

  • Inovasi Kuliner: Menggabungkan cita rasa Filipina dengan bahan lokal Belgia, Humphrey memperkenalkan pengalaman rasa yang jarang ditemukan di Brussels.

  • Keberlanjutan: Dengan 100% bahan organik dari kebun sendiri, Humphrey menjadi teladan dalam praktik kuliner berkelanjutan.

  • Komunitas: Konsep sharing plates dan acara seperti Brunch Club menciptakan pengalaman sosial yang mempererat hubungan antar-pengunjung.

Meskipun beberapa ulasan menyoroti inkonsistensi kualitas hidangan atau porsi kecil, mayoritas pengunjung menghargai keunikan Humphrey dan suasananya yang jauh dari hiruk-pikuk kota.

Tantangan dan Penutupan

Penutupan Humphrey pada September 2023 disebabkan oleh keputusan pemilik gedung [PIAS] untuk mengakhiri sewa, sebuah keputusan yang mengejutkan mengingat popularitas restoran. Selama beroperasi, Humphrey menghadapi tantangan seperti ekspektasi tinggi akibat reputasi Yannick Van Aeken dari Noma, yang terkadang membuat pengunjung kecewa jika mencari pengalaman fine dining. Selain itu, lokasinya yang sedikit terpencil dari pusat keramaian Brussels membuatnya kurang mudah diakses bagi wisatawan kasual.

Namun, Glen dan Julie tetap optimistis, melihat penutupan ini sebagai peluang untuk proyek baru. Dengan pengalaman Glen di restoran berbintang Michelin dan keahlian Julie dalam pertanian organik, pasangan ini diharapkan akan kembali menghadirkan konsep kuliner yang inovatif.

Humphrey – Brussels adalah bukti bahwa kuliner dapat menjadi jembatan antara budaya dan keberlanjutan. Dengan menggabungkan cita rasa Filipina yang eksotis, bahan-bahan organik lokal, dan konsep sharing plates yang ramah, restoran ini berhasil menciptakan pengalaman bersantap yang unik di jantung kota. Meskipun telah menutup pintunya, warisan Humphrey sebagai pelopor kuliner fusion dan praktik berkelanjutan tetap hidup dalam ingatan pecinta kuliner Brussels. Bagi Glen Ramaekers dan Julie De Block, perjalanan mereka belum berakhir—dunia menanti petualangan kuliner berikutnya dari duo berbakat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *