Close

Udang Selingkuh, Kuliner Unik Khas Papua yang Menggugah Selera

Udang Selingkuh, Kuliner Unik Khas Papua yang Menggugah Selera
  • PublishedJune 4, 2025

perjalanan.id – Papua, dengan kekayaan alam dan budayanya yang luar biasa, tidak hanya menawarkan panorama indah, tetapi juga kuliner khas yang menggoda lidah. Salah satu hidangan yang mencuri perhatian adalah Udang Selingkuh, sebuah kuliner unik yang berasal dari sungai-sungai di dataran tinggi Papua, khususnya Sungai Baliem, Wamena. Nama yang menggelitik ini bukan hanya gimmick, melainkan cerminan dari keunikan bentuk dan cita rasa yang ditawarkan oleh udang ini.

Asal Usul dan Keunikan Nama

Udang Selingkuh adalah udang air tawar yang termasuk dalam genus Cherax, atau lebih dikenal sebagai freshwater crayfish (lobster air tawar). Nama “selingkuh” muncul dari candaan masyarakat setempat karena bentuknya yang tidak biasa: tubuhnya menyerupai udang, namun memiliki capit besar seperti kepiting. Oleh karena itu, udang ini dianggap sebagai hasil “perselingkuhan” antara udang dan kepiting.

Secara ilmiah, udang selingkuh memiliki cangkang yang lebih keras dibandingkan udang biasa dan capit yang lebih kecil dibandingkan kepiting. Warna tubuhnya cenderung hitam kebiruan, yang berubah menjadi jingga setelah dimasak. Habitat aslinya berada di sungai dan danau di Pegunungan Papua, seperti Sungai Baliem, Danau Paniai, Danau Tage, dan Danau Tigi, pada ketinggian 1.650–1.750 meter di atas permukaan laut.

Cita Rasa dan Tekstur

Udang Selingkuh memiliki tekstur daging yang padat, lembut, dan berserat, mirip seperti lobster, dengan cita rasa yang gurih dan sedikit manis. Keunikan ini membuatnya begitu istimewa, terutama karena rasanya tetap menonjol meskipun diolah dengan bumbu sederhana. Seluruh bagian tubuh udang ini dapat dimakan, kecuali kepalanya, menjadikannya hidangan yang praktis dan lezat.

Cara Pengolahan

Udang Selingkuh dapat diolah dengan berbagai cara, mulai dari yang sederhana hingga yang kaya rempah. Beberapa metode pengolahan yang populer meliputi:

  • Dibakar: Udang dibersihkan, dibumbui dengan garam atau bumbu minimal, lalu dibakar di atas bara api hingga mengeluarkan aroma harum. Cara ini mempertahankan cita rasa alami udang yang manis dan gurih.

  • Digoreng: Udang dicuci, dibumbui dengan garam, merica, dan bawang putih, lalu digoreng hingga keemasan. Hasilnya adalah tekstur renyah di luar dan lembut di dalam.

  • Direbus: Pengolahan sederhana ini sering dipadukan dengan sambal colo-colo (sambal pedas-manis khas Papua) dan disajikan bersama nasi hangat serta sayuran seperti kangkung tumis atau bunga pepaya.

  • Dengan Saus Modern: Seiring perkembangan kuliner, udang selingkuh kini sering diolah dengan saus seperti saus tiram, lada hitam, asam manis, atau saus padang, menyerupai hidangan seafood pada umumnya.

Nilai Gizi

Selain kelezatannya, Udang Selingkuh juga kaya akan nutrisi. Dalam 100 gram daging udang segar, terkandung sekitar 106–120 kalori, 20 gram protein, serta mineral seperti selenium (54%), fosfor (20%), besi (13%), magnesium (9%), sodium (6%), dan zinc (7%). Kandungan kalsium dan proteinnya yang tinggi menjadikannya sumber protein hewani yang menyehatkan, sementara rendahnya kalori membuatnya cocok untuk diet. Udang ini juga mengandung vitamin B12, vitamin D, dan asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung dan fungsi otak.

Tradisi dan Budaya

Udang Selingkuh bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari budaya masyarakat Papua, khususnya Suku Dani di Wamena. Udang ini sering dihidangkan dalam acara adat, seperti pesta pernikahan atau perayaan panen, sebagai simbol kebanggaan akan kekayaan alam Papua. Proses penangkapannya pun masih tradisional, menggunakan tangan kosong, jala, atau alat serok dari kulit kayu melinjo. Sayangnya, karena masih bergantung pada tangkapan alam dan belum banyak dibudidayakan, udang ini tergolong langka, yang menyebabkan harganya cukup tinggi, berkisar antara Rp100.000 hingga Rp300.000 per porsi, bahkan mencapai Rp1 juta per plastik saat musim langka.

Tantangan dan Peluang

Keberadaan Udang Selingkuh menghadapi tantangan akibat eksploitasi berlebihan dan perubahan lingkungan, yang dapat mengurangi populasi di habitat aslinya. Namun, ini juga membuka peluang untuk pengembangan budidaya yang berkelanjutan guna memenuhi permintaan pasar dan menjaga kelestarian spesies ini. Dengan potensi wisata kuliner Papua yang tinggi, Udang Selingkuh bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati keunikan cita rasa dan budaya lokal.

Udang Selingkuh adalah perwujudan kekayaan kuliner dan budaya Papua yang patut dicoba. Dengan bentuknya yang unik, rasa yang lezat, dan nilai gizi yang tinggi, hidangan ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menceritakan kisah tentang harmoni antara manusia dan alam di tanah Papua. Jika berkesempatan mengunjungi Wamena atau daerah lain di Papua, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner ikonik ini, baik di rumah makan lokal maupun dalam acara adat yang penuh makna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *