Close

Binte Biluhata, Makanan Khas Suku Dayak yang Lezat dan Kaya Sejarah

Binte Biluhata, Makanan Khas Suku Dayak yang Lezat dan Kaya Sejarah
  • PublishedFebruary 2, 2025

perjalanan.id – Binte Biluhata adalah salah satu makanan tradisional khas dari suku Dayak yang berasal dari Kalimantan. Hidangan ini memiliki cita rasa yang unik dan merupakan bagian penting dari warisan kuliner masyarakat Dayak. Binte Biluhata umumnya disajikan dalam berbagai acara adat dan perayaan besar, menjadi simbol kekayaan budaya dan kearifan lokal suku Dayak.

Apa itu Binte Biluhata?

Binte Biluhata adalah hidangan yang terbuat dari bahan utama beras ketan yang dimasak dengan cara yang khas, menggunakan daun pisang untuk membungkusnya. Hidangan ini memiliki tekstur yang kenyal dan lezat, serta sering dijadikan makanan pendamping atau bahkan hidangan utama dalam berbagai upacara adat. Nama Binte Biluhata sendiri berasal dari bahasa Dayak, yang mengacu pada proses pengolahan ketan dan penyajiannya yang khas.

Selain beras ketan, Binte Biluhata juga sering kali dilengkapi dengan berbagai isian, seperti daging ayam, ikan, atau bahan lain yang sesuai dengan selera masyarakat setempat. Proses pembuatan Binte Biluhata melibatkan teknik tradisional yang sudah diwariskan secara turun-temurun, dan hingga kini tetap menjadi hidangan istimewa bagi suku Dayak.

Proses Pembuatan Binte Biluhata

Pembuatan Binte Biluhata tidaklah terlalu sulit, namun membutuhkan ketelitian dan kesabaran, terutama dalam hal teknik membungkus dan memasak. Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam pembuatan Binte Biluhata:

  1. Persiapan Beras Ketan: Beras ketan direndam terlebih dahulu untuk memastikan tekstur kenyal yang diinginkan. Setelah direndam, beras ketan kemudian dikukus hingga matang.
  2. Penambahan Isian: Setelah ketan matang, isian seperti daging ayam, ikan, atau bahkan sayuran yang sudah dipersiapkan sebelumnya ditambahkan pada ketan. Isian ini memberikan rasa gurih dan membuat hidangan semakin kaya rasa.
  3. Pembungkusan Daun Pisang: Campuran ketan dan isian dibungkus rapat menggunakan daun pisang yang sudah dipanaskan terlebih dahulu agar tidak mudah robek. Pembungkusan ini memberikan aroma khas dan menjaga kelembapan Binte Biluhata selama proses pemasakan.
  4. Pemasakan: Setelah dibungkus, Binte Biluhata kemudian dikukus kembali dalam waktu yang cukup lama hingga matang sempurna. Proses pengukusan ini membuat ketan menjadi lebih kenyal dan gurih, serta menyerap aroma dari daun pisang.
  5. Penyajian: Setelah matang, Binte Biluhata siap disajikan. Biasanya, hidangan ini dinikmati bersama keluarga atau pada acara adat dan perayaan.

Makna Budaya dan Sosial Binte Biluhata

Binte Biluhata bukan hanya sekadar hidangan makanan, tetapi juga memiliki makna budaya yang dalam bagi masyarakat Dayak. Hidangan ini sering kali disiapkan untuk merayakan acara penting seperti pernikahan, kelahiran, atau pesta adat. Dalam banyak kasus, Binte Biluhata digunakan untuk mempererat hubungan sosial antarwarga dan sebagai simbol keberagaman serta kekuatan komunitas Dayak.

Selain itu, Binte Biluhata juga melambangkan kearifan lokal dalam hal pemanfaatan bahan-bahan alami yang ada di sekitar masyarakat Dayak. Penggunaan daun pisang untuk membungkus adalah contoh sederhana namun efisien dari pemanfaatan alam yang sesuai dengan prinsip keberlanjutan.

Binte Biluhata dalam Kehidupan Modern

Meski Binte Biluhata merupakan hidangan tradisional, kini hidangan ini juga mulai dikenal oleh masyarakat luas, tidak hanya di Kalimantan tetapi juga di daerah lain di Indonesia. Seiring dengan semakin banyaknya wisatawan yang tertarik untuk mencicipi kuliner khas daerah, Binte Biluhata kini banyak ditemukan di restoran yang menyajikan makanan tradisional.

Keberadaan hidangan ini juga menjadi salah satu upaya pelestarian budaya kuliner daerah yang patut diapresiasi, karena selain menggugah selera, Binte Biluhata juga mengenalkan kekayaan kuliner lokal kepada masyarakat Indonesia secara umum.

Kesimpulan

Binte Biluhata adalah sebuah warisan kuliner yang kaya akan nilai budaya dari suku Dayak di Kalimantan. Dengan rasa yang gurih, kenyal, dan kaya akan bahan alami, hidangan ini mencerminkan kearifan lokal yang sangat dihargai oleh masyarakat Dayak. Sebagai simbol kebersamaan dan pelestarian tradisi, Binte Biluhata tetap menjadi bagian penting dari kehidupan sosial mereka dan semakin dikenal di dunia kuliner Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *